Norma yang berfungsi baik
Contoh:
1. Membayar pajak tepat waktu
Tanggapan:
Membayar pajak tepat waktu termasuk dalam norma yang
berfungsi baik karena aturan yang berlaku memang demikian. Dengan membayar
pajak tepat waktu, kita turut menyumbangkan dana kepada negara guna pembangunan
negara.
Jika pajak dibayar terlambat, maka pembangunan
negara pun akan terlambat.
2. Tidak memakai perhiasan dan pakaian yang mencolok
ketika menghadiri suasana berkabung.
Tanggapan:
Tidak memakai sesuatu yang mencolok ketika
menghadiri suasana berkabung termasuk salah satu norma kesopanan yang harus
kita terapkan sehari-hari dalam hidup kita. Tidak memakai pakaian dan perhiasan
yang mencolok artinya kita menghormati perasaan orang lain yang sedang
berkabung atau sedih. Jika saat itu kita memakai sesuatu yang mencolok, seperti
misalnya gelang emas yang banyak, baju merah berkilauan, dan sebagainya, maka
kita akan dianggap sebagai orang yang tidak sopan. Karena menyimpang dari norma
yang telah berlaku dari kebiasaan dalam masyarakat. Kita dianggap tidak
menghargai atau menghormati perasaan orang lain yang sedang berkabung. Sanksi
dari pelanggaran norma ini adalah mendapat celaan dari masyarakat sekitar.
3. Membuang sampah pada tempatnya.
Tanggapan:
Bila kita telah
mengkonsumsi suatu barang, sudah kewajiban kita membuang bungkus atau sampah
pada tempatnya. Bayangkan jika setiap satu orang membuang satu sampah tidak
pada tempatnya dalam satu hari. Maka dalam satu minggu saja satu kota sudah
menjadi kotor dan kumuh. Itu baru satu sampah setiap orang. Maka norma disini
mengatur tentang kewajiban kita membuang sampah pada tempatnya. Sanksi dari
pelanggaran ini bermacam-macam. Di luar negeri, orang yang membuang sampah
sembarangan akan dikenai denda. Lalu Islam pun melarang membuang sampah
sembarangan dan orang yang melanggar akan mendapat dosa, sesuai dengan aturan
yang ada dalam kitab.
Tukang sapu
jalanan tidak bisa menjadi alasan untuk membuang sampah sembarangan. Karena
sampah-sampah yang menumpuk di tempat yang tidak semestinya nantinya akan
menjadi masalah.
4. Tertib lalu lintas.
Tanggapan:
Setiap
orang harus menaati peraturan lalu lintas. Begitu pentingnya ketertiban berlalu
lintas, sampai polisi lalu lintas pun diperlukan untuk turut mengatur ini.
Berhenti saat lampu merah, jalan saat lampu hijau, parkir di area boleh parkir,
memakai helm, dan sebagainya. Lalu lintas yang tidak tertib akan kacau dan
menimbulkan korban yang tak terhitung jumlahnya. Tanpa adanya aturan lalu
lintas, orang akan seenaknya mengebut di jalanan, di pertigaan atau perempatan,
akan banyak korban jiwa, koran-koran dan media berita akan penuh dengan berita
kecelakaan, berkendara tidak aman, dan sebagainya. Baik dari masyarakat yang
naik angkutan umum, sampai masyarakat yang berkendara sendiri tidak akan merasa
nyaman. Sanksi dari pelanggaran ini bergantung pada seburuk apa aturan yang
sudah kita langgar.
Oleh
karena itu, setiap dari kita harus tertib dalam berlalu lintas, yang artinya
kita turut mendukung pencegahan terjadinya kecelakaan, sehingga berkendara pun
nyaman, dan tidak perlu khawatir. Dengan begitu norma akan berfungsi dengan
baik, sebagai alat yang membatasi perilaku kita.
5. Meminta maaf ketika berbuat salah atau membuat kesal
orang lain.
Tanggapan:
Saat
dimana kita berbuat salah atau terjadi kesalah pahaman dengan orang lain,
hendaknya kita meminta maaf kepada yang bersangkutan. Karena kesalah pahaman
bisa saja menjadi masalah yang semakin rumit dimasa depannya. Meminta maaf
berarti kita mengakui kesalahan yang telah kita perbuat pada orang tersebut yang
otomatis berarti kita menghargai orang tersebut. Sanksi yang mengikuti norma
yang mengatur hal ini yaitu mendapat cemooh atau kritik dari masyarakat
sekitar.
Nilai yang tidak / kurang berfungsi baik
Contoh:
1. Ketika seorang siswa menjawab pertanyaan, jawaban
tersebut salah, dan kita menyalahkannya.
Tanggapan:
Jika seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan,
ia benar secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah.
Kita tidak bisa mengatakan siswa itu buruk karena jawabanya salah. Karena siswa
tersebut sudah mencoba menjawab, ada baiknya kita menghargai pendapat siswa
tersebut. Buruk adalah nilai moral sehingga bukan pada tempatnya kita
mengatakan demikian.
2. Tidak disiplin waktu.
Tanggapan:
Tidak
disiplin waktu merugikan diri sendiri karena pembagian waktu menjadi kacau.
Misalnya datang terlambat ke sekolah, waktu belajar di sekolah pun akan kacau.
Yang semestinya kita mulai belajar pukul 07.00 menjadi 07.30, misalnya.
3. Mencontek saat ulangan.
Tanggapan:
Mencontek
termasuk dalam nilai yang tidak berfungsi baik karena itu artinya kita tidak
percaya diri, atau tidak belajar. Hal-hal yang semacam ini akan merugikan diri
kita sendiri di masa depannya. Kita jadi lebih sering mengandalkan kemampuan
orang lain, kemampuan kita sendiri jadi tidak berkembang. Selain merugikan diri
sendiri, juga merugikan orang lain yang kita mintai contekan. Orang tersebut
bisa saja merasa terganggu.
4. Mengerjakan PR di sekolah.
Tanggapan:
Pekerjaan
Rumah, tentu saja seharusnya dikerjakan di rumah. Tugas yang diberikan oleh
guru hendaknya dikerjakan dengan sungguh-sungguh, sesuai apa yang di
perintahkan. Menerapkan disiplin waktu memudahkan kita untuk dapat mengerjakan
PR di rumah, karena tujuan dari mengerjakan PR itu sendiri adalah agar kita
tidak mudah melupakan apa yang sudah di ajarkan oleh bapak/ibu guru, agar kita
dapat mengerti atau semakin paham tentang materi yang di ajarkan.
5. Sombong.
Tanggapan:
Berperilaku
dan mempunyai sifat sombong akan mudah sekali di jauhi orang. Orang yang mempunyai
sifat sombong cenderung egois dan tak mau menyamakan dirinya dengan orang lain.
Menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya. Oleh karena itu, sombong
merupakan nilai yang tidak baik, yang tidak perlu di terapkan.